Keterikatan Hakiki?
aku tak berpuisi saat mencintaimu. sebab seluruh diksiku mati kutu di hadapanmu. kehabisan tenaga menangkap niscaya. yang timbul tenggelam di matamu.
Terima kasih kepada kawan-kawan yang telah berbagi makna keterikatan melalui pesan WhatsApp. Saya akan merangkum isi pesan-pesan tersebut dalam tulisan ini. Jika ada waktu, saya akan menambahkan sedikit kisah keterikatan yang pernah saya alami.
Tidak ada yang benar-benar merdeka di dunia ini. Bahkan diri sendiri yang mengaku berdaulat secara penuh sebagai seorang yang berhak mendapatkan perlindungan HAM. Percayakah?
Jangan buru-buru ngegas dulu!
Merdeka adalah tidak terikat, bebas, tidak terkena tuntutan dan tidak bergantung kepada orang lain. Begitulah KBBI mendefinisikan kata “merdeka". Lantas, benarkah kita adalah manusia merdeka, tidak terikat sama sekali dengan suatu hal?
KBBI memberi definisi keterikatan sebagai keadaan atau hal terikat. Perjanjian membuat pelakunya terikat. Dulu sewaktu saya kuliah hukum, perjanjian disebut juga dengan perikatan. Eh, kok jadi seperti membaca buku diktat kuliah yaa? Hehe.
Baiklah, mari kembali!
Pernahkah kalian mendengar tentang perjanjian yang dibuat oleh manusia dan Tuhannya jauh sebelum mereka dilahirkan ke dunia yang fana ini?
Manusia telah mengambil janji dan sumpah setia kepada Tuhannya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. Saya cantumkan link di bawah sebagai tambahan referensi. Dibaca yaa, Kawan-kawan. Jangan mandjah! Hihi.
https://islam.nu.or.id/post/read/114051/sebelum-lahir-ke-dunia--ini-janji-manusia-kepada-allah-
Janji tersebut adalah bukti bahwa manusia sesungguhnya telah terikat oleh Sang Pembuat Kehidupan. Ikatan yang paling hakiki, namun ketika lahir di dunia, sebagian mengingkari.
Beberapa kawan membalas pesan WhatsApp saya dengan cerita mereka. Ada yang mulai melepas keterikatannya dengan pekerjaan yang selama ini membuatnya terpenjara dan membuat ia merasa lebih bahagia. Ada yang kembali berserah kepada Tuhannya setelah gagal menggantungkan harapan pada seseorang. Ia sadar bahwa tidak ada tempat bergantung selain kepada-Nya. Ada yang me-remove kontak dari kawan-kawan yang ia anggap toxic dan perlahan menjauh dari circle mereka. Sekarang ia bisa hidup dengan lebih damai dan fokus pada tujuan-tujuan yang telah ia rancang.
Membaca cerita mereka membuat saya merenungkan satu hal. Betapa selama ini saya buta terhadap banyaknya jenis ikatan. Ternyata ikatan-ikatan tersebut mempengaruhi sudut pandang dan tingkah laku seseorang. Bahkan sebuah keterikatan mampu mengubah jalan hidup.
Sebagai seorang yang baru saja lepas dari satu ikatan fana, saya belajar banyak hal dalam memaknai sebuah keputusan. Keputusan yang saat itu diambil olehnya membuat saya tidak bisa melontarkan sanggahan. Keputusan yang memaksa saya berlapang dada dan harus mulai melupakan mimpi-mimpi yang pernah saya tulis untuk kami wujudkan bersama.
Saya ingin mengalirkan semangat dan energi positif untuk kalian dari tulisan ini. Semoga hanya keterikatan hakiki yang kita pegang teguh. Kita berharga. Kita tangguh. Kita istimewa. Mari melangkah dan terus berkarya!
peluk hangat dan jabat erat,
dariku (seorang puan yang mencoba bangkit dari keterpurukan)
14–15 April 2021.