Memaknai Sebuah Keterikatan

D. Atika Pramono
2 min readApr 12, 2021

“Tuhan memberimu pelukan tak terhingga. Lantas bagaimana kau membalasnya?”

Bagaimana kabar puasa hari pertama? Sudah mulai memikirkan menu berbuka untuk keluarga? Atau, sedang berusaha menuntaskan target tilawah? Semangat yaa, apa pun yang sedang dikerjakan, jangan lupa diniatkan sebagai ibadah.

Ide tulisan ini bermula dari permenungan saya tentang banyak hal yang membuat khawatir. Sebagai manusia pada umumnya, rasa cemas dan khawatir tidak pernah lepas menghantui kehidupan. Pengendalian terhadap rasa itulah yang akhirnya menjadi penyelamat.

Selepas salat malam, saya memandangi foto-foto kecil yang tertempel di bagian punggung lemari baju. Mata saya tertuju pada salah satu foto yang menyimpan potret buku-buku berbaris rapi. Setelah memandanginya cukup lama, saya mendapati satu kata melintas tepat di depan mata. Kata itu adalah “Keterikatan”.

Bagaimana kawan-kawan mengartikan keterikatan?

Terikat hubungan dengan seseorang, misalnya. Atau, menjalin kontrak kerja dengan sebuah perusahaan. Ini adalah contoh-contoh dari sebuah keterikatan. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan keterikatan? Pertanyaan inilah yang membawa saya untuk melakukan penelusuran lebih lanjut tentang keterikatan. Hasilnya, saya bertemu dengan Teori Keterikatan John Bowlby.

Menurut Bowlby, teori keterikatan (attachment theory) adalah model psikologi untuk menjelaskan aspek tertentu dalam dinamika hubungan antarpersonal jangka panjang. Bowlby membahas keterikatan antara bayi dan ibunya. Bahwa seorang bayi seharusnya merasakan kehangatan, kedekatan dan hubungan yang terus menerus dengan ibunya. Bapak Teori Keterikatan ini percaya bahwa bayi memiliki kebutuhan bawaan.

By the way, kita jangan berlama-lama membahas hal yang berbau psikologi karena saya bukan pakarnya. Hehe. Jika ingin mengulik lebih dalam, silakan berkunjung ke laman Wikipedia. Baiklah, mari kembali!

Jadi, pernahkah kalian merasa begitu terikat hingga mengalami kesusahan untuk melepaskan diri? Atau, justru ada hal yang begitu membuat terikat dan kalian sangat menikmatinya?

Saya menunggu jawaban dari kawan-kawan untuk menulis kelanjutan bagian ini. Berbagi pengalaman untuk mengambil banyak hikmah yang barangkali masih terselubung di dalamnya.

Lantas, bagaimana sesungguhnya saya memaknai sebuah keterikatan?

Sampai jumpa di catatan selanjutnya.

( ◜‿◝ )♡

--

--

No responses yet